- PDM Purworejo Launching program kelas Khusus di SMP Muhammadiyah Purworejo
- Milad ke 112, 7000 Jamaah Semarakkan Apel : Komitmen Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua
- Refleksi Resepsi Milad 112 : Agar Terhindar dari Banjir Bandang Muhammadiyah, Ditekankan 5J dan 3J
- Siswa SD Aisyiyah Purworejo Dapatkan Pembelajaran Mitigasi Bencana Longsor Berbasis STEM
- Semarak Milad Ke-60 UMPWR Adakan Workshop Sekolah Muhammadiyah se-Kabupaten Purworejo
- Workshop Pondok Pesantren
- Sutrisno Kepala SDKUB Muhammadiyah Purworejo yang baru : Siap Kolaborasi
- Dibalik Sukses Perjuangan Pengembangan Media, Kunci-nya Kolaborasi !
- Tria Patrianti: UKW Menjadi Langkah Strategis Tingkatkan Kualitas Jurnalis
- Sesi 1 Jambore Media Afiliasi, Jurnalis Harus Tingkatkan Profesionalitasnya
Bulan Ramadan Pasca Pandemi Covid 19
Penulis : Inggit Maharani, Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Purworejo
Coronavirus (2019-nCoV) merupakan virus yang menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan mulai
dari flu biasa hingga penyakit yang serius seperti MERS dan SARS. Virus ini
muncul pada awalnya di Wuhan, China pada Desember, 2019.
Sifat dari Covid-19 ini yaitu _self limiting
disease_ yang artinya bagi orang yang terkena Covid-19 ini bisa sembuh dengan
sendirinya jika daya tahan tubuhnya baik.
Baca Lainnya :
- SAMARA COURSE, Langkah Solutif PDNA Purworejo Bekali Calon Pengantin0
- NILAI KEPEMIMPINAN DALAM SHALAT BERJAMAAH1
- UMP MoU dengan PDA - PDNA Purworejo, Siap Lahirkan Unit Bisnis Baru0
- Peringati Hari TBC Sedunia, MSI Purworejo Gelar Talkshow Radio0
- Model Pembelajaran Daring Berbasis Kearifan Lokal di SDN 1 Prembun0
Penularan
Covid-19 ini melalui droplet yaitu percikan cairan pernafasan baik melalui
hidung maupun dari mulut, beberapa orang mengatakan bisa melalui airbone atau
udara namun masih belum dapat dibuktikan
Rata rata individu yang terpapar atau terkena Corona
Virus ini akan merasakan gejala ketika memasuki hari ke 2 hingga 14 dengan
gejala seperti demam, batuk, pilek hingga sesak nafas namun bisa juga tidak
merasakan gejala alias merasa sehat
Data statistik kematian pasien yang terpapar
Covid-19 ini pada umur 10-49 memiliki resiko kematian 0,2% da usia 70 ke atas
memiliki resiko yang lebih besar yaitu 8,0% dan 80 keatas 14,8% dan
beberapa pasien yang memiliki penyakit
bawaan pun memiliki tingkat kematian yang tinggi. Namun bagi anak muda pun
walaupun mereka persentase kematian karena terpapar Covid-19 ini rendah karena
memiliki imun yang bagus, namun anak muda ini sangat rentan untuk dapat
menularkan Covid-19 ini ke orang orang yang ada disekitarnya
Sehingga untuk menekan
bertambahnya kasus orang yang terpapar Covid-19 perlu adanya kesadaran bagi
tiap individu untuk melakukan Social Distancing dan isolasi bagi yang positive
Covid-19.
Ada hal berbeda ibadah puasa Ramadan
tahun ini dengan puasa sebelumnya. Ibadah puasa pada tahun ini, umat di Dunia
sedang dilanda musabih Wabah Corona Virus Disease (Covid-19). Virus ini
merupakan virus yang sangat mematikan. Akibat virus ini, puluhan bahkan ratusan
ribu orang dinyatakan meninggal dunia. Para pemimpin negara yang terkena dampak
pun tidak tinggal diam, mereka mengeluarkan berbagai kebijakan demi menjaga
seluruh warga negaranya dari penyebaran virus, mulai dari social and physical
distancing, dengan cara stay at home, isolasi, karantina wilayah/lockdown dan
lain sebagainya.
Walau dalam kondisi masih mewabahnya Covid-19,
kita tetap merasa bergembira dengan datangnya bulan Ramadhan. Mengapa harus
bergembira? Karena bulan Ramadhan adalah sepuluh hari pertamanya merupakan
syahru rahmah (bulan kasih sayang), sepuluh hari kedua syahru maghfirah (bulan
ampunan), dan sepuluh hari terakhir disebut syahru itqun minannar (bulan
pembebasan dari siksa api neraka).
Bulan
suci ramadan yang biasanya meriah sekarang menjadi sepi dan beribadah dimasjid
sekarang beribadah dirumah masing-masing berbuka puasa diberbagai tempat biasanya
ramai sekarang menjadi sepi. Bulan ramadan tahun ini dijalankan dalam sunyi
dikediaman masing-masing.