- Sutrisno Kepala SDKUB Muhammadiyah Purworejo yang baru : Siap Kolaborasi
- Dibalik Sukses Perjuangan Pengembangan Media, Kunci-nya Kolaborasi !
- Tria Patrianti: UKW Menjadi Langkah Strategis Tingkatkan Kualitas Jurnalis
- Sesi 1 Jambore Media Afiliasi, Jurnalis Harus Tingkatkan Profesionalitasnya
- Jambore Pers Resmi Dibuka, Al Quran Harus Jadi Pedoman Berliterasi
- 3 Tradisi Muhammadiyah Sejak Kelahirannya
- Akar Masalah Pendidikan Karena Tingkat Literasi Rendah
- Athif Berhasil Memboyong 16 Medali Sekaligus dalam Lomba Renang
- Guru Muhammadiyah se-Kab.Purworejo Diasah Keterampilan Jurnalistik Digital
- 2 Kepala SMA Muhammadiyah Dilantik Ketua PWM Jawa Tengah
EDUPRENEURSHIP AGEN PERUBAHAAN
Tulisan ini ditulis oleh Wisnu Anggoro, S.Pd.
• Pengajar SMK Muhammadiyah Purwodadi, Purworejo.
• Mahasiswa Pasca Sarjana [S2] MPGV UAD, Yogyakarta.
Baca Lainnya :
- UM Purworejo Berbagi Lewat Kado Cinta Ramadhan0
- SAMARA COURSE, Langkah Solutif PDNA Purworejo Bekali Calon Pengantin0
- NILAI KEPEMIMPINAN DALAM SHALAT BERJAMAAH0
- UMP MoU dengan PDA - PDNA Purworejo, Siap Lahirkan Unit Bisnis Baru0
- Peringati Hari TBC Sedunia, MSI Purworejo Gelar Talkshow Radio0
___
Dahsyatnya era jaman bagai gelombang yang menerjang dihamparan samudra yang tak bertepi dengan luas sanubari. Sendi-sendi roda kehidupan terus berputar cepat maju ke depan. Demikian juga dengan tunas-tunas ibu pertiwi yang terus berpacu dengan waktu bagaikan amunisi yang dimuntahkan dari tekanan kehidupan. Saat ini beraneka macam jenis pendidikan maupun alat dan media mencari ilmu pengetahuan tumbuh bagai hujan lebat yang ada di mana-mana. Alat-alat tersebut merupakan salah satu tempat generasi muda era jaman milenial saat ini menimba ilmu apapun untuk bekal menyosong cita-cita dan harapannya menjawab tantangan waktu yang dinamis.
Lewat alat-alat itulah itu pula diharapkan para tenaga pengajarnya bisa mampu menyalurkan talenta dan minat dan bakat yang belum digali yang dimiliki, terus belajar tiada henti. Disinilah kemampuan guru dan pengajar diuji untuk keberhasilan anak-anak tersebut.
Bermacam cara dan model inovatif pendidik harus berkembang maksimal dan tepat guna. Tanpa semua itu yang cerdas dari guru dan instruktur maka keberhasilan melahirkan sebuah produk yang unggul mustahil diraih. Faktanya masih banyak instruktur atau guru yang belum mempunyai daya kreasi dan produktivitasnya masih rendah. Kalau mau jujur sebenarnya tidak sedikit jalan untuk bisa memunculkan dan memupuk kreativitas dan produktivitas dari seorang pendidik. Jadi sudah saatnya ditinggalkan cara membelajarkan anak dengan model lama yang guru oriented dan berubah menjadi siswa oriented. Dari generasi X sampai dengan generasi Z. Tentunya kita sebagai pendidik harus melakukan alur perubahan yang sangat cepat berkembang. Tidak mau bergerak kita tergilas dengan hentakan jaman yang tak mudah selalu di ikuti. Walaupun sekecil apapun namun selalu berkarya. Bahwa personal brand harus dibesarkan. Ini adalah peluang dan kesempatan yang tidak akan berulang. ”Peluang dan kesempatan harus dilakukan sebagai perwujudan mimpi menjadi kenyataan,” "rowahu, Prof, Dr, Eng, Ir, H. Imam Robandi, MT." pegiat literasi Ketua Dewan Profesor ITS Surabaya, owner IRo Society.
Guru atau instruktur harus bisa menjadikan dirinya seorang entrepreneurship yang mumpuni di bidang pendidikan. Sudah bukan waktunya untuk menjual sesuatu, tetapi cukup menjadi guru yang smart dan profesional. Salah satu cirinya adalah mereka mampu menghadirkan kegiatan pembelajaran simpel, bermakna dan berkualitas. Apalagi saat ini dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset Teknologi di gaungkan tentang Merdeka Belajar. Pada tahun mendatang, sistem pengajaran juga akan berubah dari yang awalnya bernuansa di dalam kelas menjadi di luar kelas. Nuansa pembelajaran akan lebih nyaman, karena murid dapat berdiskusi lebih dengan guru, belajar dengan outing class, dan tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi lebih membentuk karakter peserta didik yang berani, mandiri, cerdik dalam bergaul, beradab, sopan, berkompetensi, dan tidak hanya mengandalkan sistem ranking yang menurut beberapa survei hanya meresahkan anak dan orang tua saja, karena sebenarnya setiap anak memiliki bakat dan kecerdasannya dalam bidang masing-masing. Nantinya, akan terbentuk para pelajar yang siap kerja dan kompeten, serta berbudi luhur di lingkungan masyarakat. Untuk seorang pendidik yang sudah berpengalaman atau sudah puluhan tahun menjadi seorang pendidik seharusnya setiap tahun bagi bisa menciptakan atau menemukan sesuatu yang baru selalu hangat dengan istilah up to date yang berkembang dalam dirinya.
Sehingga materi yang disampaikannya tidak monoton dan tidak membosankan siswanya. Karena pendidik tersebut paham betul bahwa setiap tahun akan menemui peserta didik yang tidak sama dan menemukan hal-hal yang berbeda dengan siswa setahun yang lalu. Untuk itulah kecerdasan dalam menentukan cara dan strategi pembelajaran baru oleh guru tersebut akan diimplementasikan kepada siswa barunya. Seorang pengajar atau guru harus lihai dalam memberikan pencerahan di setiap memberikan pembelajaran sehingga sampai ke peserta didik dalam suasana belajar yang santai, serius, fokus, gembira dan tuntas peserta didik menerimanya. Hanya seorang guru yang smart dan profesional yang bisa melakukan itu.
Guru yang produktif adalah guru yang kaya akan ide-ide baru dan tidak pernah puas dengan pencapaian pembelajaran yang telah dilakukan. Dia selalu melakukan review diri melalui sebuah bukti yang tidak terbantahkan berupa penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelasnya sendiri. Melalui cara kerja sama guru lainnya, dia akan memperbaiki kelemahannya dalam pembelajaran, dan semua kelemahan ataupun kekuatannya itu akan dituliskannya. Hal tersebutlah yang membuatnya menjadi smart dan profesional. Guru yang produktif akan menuliskan apa yang dikerjakan dan mengerjakan apa yang dituliskan. Tulislah hari ini sebelum kegiataan yang telah kamu lakukan tidak tercatat sebagai sejarah yang tersimpan rapi.
Menanamkan nilai-nilai edupreneurship akan membuat habit para pendidik untuk menyukai bidang tulis menulis. Menghasilkan tulisan yang kreatif, menarik, dan memiliki nilai komersial. Selain itu pendidik akan mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan yang dapat ditularkan kepada anak didik melalui metode pembelajaran. Melalui tahap sedikit demi sedikit dengan mulai menyukai tulis menulis berbagai metode ajar untuk para peserta didik maka lama kelamaan akan bisa menjadi seorang edupreneurship (pendidikan yang mempunyai ruh kewirausahaan) yang handal dengan tetap terus belajar.
Pada akhirnya akan merubah pendidik dari sekadar user (pengguna) buku pelajaran menjadi seorang writer/producer (penghasil/penulis) buku dan materi pelajaran yang dikuasainya. Pembelajaran merupakan sebuah upaya yang dilakukan untuk memperoleh kompetensi atau berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam melakukan suatu pekerjaan. Oleh karena itu pendidik yang kreatif akan dapat menangkap peluang itu dan membuatnya menjadi pendidik produktif. Mempunyai banyak ide-ide segar yang membuatnya menemukan sistem pembelajaran dengan berbagai model. Bahkan, pendidik yang memiliki jiwa edupreneurship mampu membuat media pembelajarannya sendiri untuk membantu para peserta didiknya menerima materi pelajaran dengan baik. Pendidik yang tidak pernah kehabisan ide kreatif dan membuatnya menjadi semakin produktif dalam menjadi pendidik di era baru.
Setiap peserta didik merupakan individu yang unik dengan potensi kemampuan yang berbeda-beda, ilmuwan dari Harvard University yang bernama Howard Gardner-psikolog mengatakan sebuah dimensi baru tentang kecerdasan manusia. Kecerdasan identik dengan matematis-Logis, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan kinestetis, kecerdasan musikal ritmis, kecerdasan verbal-linguistik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalistik.
Pendidik yang kreatif merupakan pendidik mampu menemukan kecerdasan setiap peserta didiknya. pendidikpun akan menjadi produktif karena apa yang ditemukannya menjadi bahan pembelajaran yang menarik.
Kalau hal ini sudah tertanam dalam jiwa seorang pendidik, maka edupreneurship atau pendidikan kewirausahaan tinggal disisipkan sebagai bumbu yang membuat peserta didik akhirnya mampu mandiri dan bermental pengusaha. Saat ini sekolah kejuruan atau SMK terus membuato program-progam yang jitu guna menyiapkan bonus demografi Di Indonesia yang tak mudah diatasi.
Tumbuhnya mental pengusaha akan membuat pendidik maupun peserta didik tak akan pernah menyerah dalam kondisi apapun. Maka pantaslah kita bertanya sudahkah kita menjadi seorang pendidik yang mampu merubah state of mind diri sebagai agen perubahan besar dari bermental pegawai menjadi bermental pengusaha? Bila jawabannya sudah, maka sekolah tak akan melahirkan lulusan yang menjadi pengangguran terdidik. Buat apa sekolah kalau para pendidiknya tidak mampu melahirkan peserta didik yang bermental enterpreneurship apalagi di zaman sekarang yang peluang kerja sudah sangat sulit. Pendidik haruslah memiliki ilmu edupreneurship yang membuatnya terlatih menjadi pendidik kreatif dan produktif. Disinilah peran pendidik mempunyai andil besar mencipta generasi berkualitas.
Purworejo, 6 Mei 2021.