- 91 Siswa SDMU Purwodadi Nyantri Sehari Semalam di PPDA Muhammadiyah Bayan
- PDM Purworejo Launching program kelas Khusus di SMP Muhammadiyah Purworejo
- Milad ke 112, 7000 Jamaah Semarakkan Apel : Komitmen Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua
- Refleksi Resepsi Milad 112 : Agar Terhindar dari Banjir Bandang Muhammadiyah, Ditekankan 5J dan 3J
- Siswa SD Aisyiyah Purworejo Dapatkan Pembelajaran Mitigasi Bencana Longsor Berbasis STEM
- Semarak Milad Ke-60 UMPWR Adakan Workshop Sekolah Muhammadiyah se-Kabupaten Purworejo
- Workshop Pondok Pesantren
- Sutrisno Kepala SDKUB Muhammadiyah Purworejo yang baru : Siap Kolaborasi
- Dibalik Sukses Perjuangan Pengembangan Media, Kunci-nya Kolaborasi !
- Tria Patrianti: UKW Menjadi Langkah Strategis Tingkatkan Kualitas Jurnalis
Jamaah Kajian Malam Jumat Al Kahfi Masjid Darussalam Kutoarjo Belajar Manajemen Masjid Jogokariyan D

Yogyakarta
– Jamaah Kajian Malam Jumat Al Kahfi Masjid Darussalam Kutoarjo mengadakan
kunjungan religi dan studi belajar manajemen kemasjidan di Masjid Jogokariyan
Mantrijeron Kota Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta pada Ahad (05/06). H.
Waziruddin Koordinator kunjungan menyampaikan bahwasanya agenda dimaksudkan refresh
dan memberikan gambaran berkaitan dengan manajemen masjid Jogokariyan yang sudah
teruji serta berdasarkan pendataan lengkap turut memberdayakan masyarakat
lingkungan sekitar masjid dengan berbagai macam programnya.
“Temen-temen
sangat terkesan dengan manajemen Masjid Jogokariyan. Yang paling menarik yakni
tentang manajemen keuangan. Jadi konsepnya manajemen keuangan yakni 0 rupiah
artinya bukan berarti 0 tetapi semua
infaq, zakat shodaqoh sudah terprogram. Misalkan ada uang untuk membangun
masjid jadi sudah diprogram. Semua uang terkumpul untuk pembangunan masjid
begitu. Kemudian sedemikian rupa masjid Jogokariyan bisa memberdayakan
masyarakat setempat untuk berpartisipasi membesarkan masjid meramaikan masjid
dan timbal balik masjid juga memberikan kontribusi kepada warga setempat
kemanfaatan. Sehingga seluruh warga kampung jogokariyan itu merupakan jamaah
masjid. Kami dari kutoarjo, kami ingin studi banding yang insyaaAllaah ilmu
yang bisa kami terima dari masjid Jogokariyan akan kami terapkan di masjid,”ungkap
Waziruddin.
Beliau
berharap bahwa kunjungan ini mampu memberikan inspirasi positif dan dapat
diterapkan pula oleh Jamaah Kajian Malam Jumat Al Kahfi di Kutoarjo.
Baca Lainnya :
- Tingkatkan Pemberdayaan dan Perekonomian Masyarakat, Sastra Kami Buat Beberapa Program Terobosan0
- MDMC Purworejo kuras sumur pasca banjir0
- Studi Banding SD Aisyiyah Unggulan Purworejo menuju DIY0
- AMM Purworejo Inisiasi Outbond Pimpinan Kolaborasikan Kaderisasi0
- HBM Kab. Purworejo, Momen Konsolidasi dan Peletakkan Batu Pertama Gedung Darul Arqom0
“Harapannya
teman-teman kami bisa berubah, khususnya jamaah Masjid Darussalam Kajian Malam
Jumat Al Kahfi sedikit demi sedikit bisa berubah untuk mengambil nilai-nilai
positif Masjid Jogokariyan.” harapnya.
Masjid
yang terletak di Jalan Jogokariyan Nomor 36, Mantrijeron, Kecamatan
Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut memiliki
motto Dari Masjid Membangun Ummat. Sejarah masjid ini berawal dari sebuah
langgar kecil di Kampung Pinggiran Selatan Yogyakarta, Masjid Jogokariyan terus
berusaha untuk Membangun Ummat dan Mensejahterakan Masyarakat.
Adapun
logo Masjid Jogokariyan terdiri atas tiga bahasa, yakni Bahasa Arab, Indonesia,
dan Jawa. Ini adalah wujud dari semangat untuk menjadi Muslim yang salih
seutuhnya tanpa kehilangan akar budaya. Masjid Jogokariyan berusaha menerapkan
manajemen masjid zaman Rasulullah dengan aplikasi di zaman modern dan dengan
inovatif sehingga bisa diterima oleh masyarakat.
Tim
kunjungan langsung disambut secara langsung oleh Perwakilan Tim Manajemen
Masjid Jogokariyan menyampaikan berbagai hal berkaitan dengan kepengurusan
takmir masjid, pemetaan, data jamaah, peta dakwah, pengelolaan keuangan,
pemberdayaan, kegiatan-kegiatan, kaderisasi, media dakwah, sponsorship, usaha
dan sebagainya.
hakikat
masjid, misi masjid (yang mengacu pada QS At Taubah ayat 18), sejarah, pengelolaan
operasional, pengelolaan keuangan, pengelolaan program, sumber daya manusianya
atau kaderisasi dan hal lainnya berkaitan dengan kemasjidan.
Masjid
adalah tempat sujud. Masjid adalah sarana “mensujudkan” masyarakat, sujud dan
tunduk kepada Alloh SWT, taat kepada aturan-aturan Nya. Artinya masjid untuk
membentuk sikap dan perilaku jamaahnya sebagai muslim yang kaffah, berperadaban
masjid, dan bukan berperadaban pasar/materialisme.
3 hal
penting dalam membicarakan managemen masjid yakni pertama AQIDAH KEMASJIDAN,
sebagai dasar keyakinan takmir dan jamaah selaku pemakmur masjid, kedua FILOSOFI
KEMASJIDAN, sebagai cara pandang kita tentang masjid dan ketiga TEKNIS PENGELOLAAN MASJID, sebagai cara dalam mencapai kemakmuran masjid.
Ukuran
kemakmuran masjid yakni seberapa banyak jumlah jamaah sholat 5 waktunya,
Seberapa luas masyarakat menjadikan masjid sebagai sarana beraktivitas dan
merasakan kemanfaatannya dan Seberapa jauh masjid dapat membentuk dan
membimbing masyarakatnya. Tidak diukur dari luasnya tanah, megahnya bangunan,
atau banyaknya saldo kas.
Beberapa
Skenario planning Masjid Jogokariyan dengan Konsep dasar teknis pengelolaan
masjid yakni pemetaan, pelayanan, pemberdayaan dan pembinaan.
Rangkaian
kunjungan juga dirangkai dengan mengunjungi makam KH. A. Dahlan. Makam Pahlawan
Nasional Kyai Haji Ahmad Dahlan yang merupakan Pendiri Muhammadiyah di Komplek
Makam Islam Karangkajen Yogyakarta. Di samping Makam Kyai Haji Ahmad Dahlan
juga terdapat makam lain seperti Kyai Haji Badawi, Kyai Haji Ibrahim, Kyai Haji
Noor, dan Aisyah Hilal.
Makam
ini berada di Jalan Karangkajen, Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan, Kota
Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasinya berada di halaman belakang
atau sebelah barat dari Masjid Jami’ Karangkajen Yogyakarta. Makam Islam
Karangkajen telah bertahun-tahun diziarahi oleh banyak orang.
Makam
ini seakan memiliki kesan tersendiri di mata masyarakat luas, tak sekedar
pemakaman umum, namun juga bersemayam para pejuang nasional seperti Kyai Haji
Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah), Fathurohman Fahrawi (Menteri Agama
Republik Indonesia Ke-2), AR Fahruddin (Tokoh Muhammadiyah), Hasan Bao
(Aktifis), dan Pahlawan Nasional Lafran Pane.
Selanjutnya
rombongan berkunjung ke Obyek Wisata Pantai Goa Cemara yang terletak di Dusun
Patihan, Desa Gadingsari, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Pantai ini terletak berdampingan dengan Pantai Samas dan Pantai
Pandansari. Pantai yang memiliki 11 spot foto menawan ini sangat cocok untuk
refreshing melepas kepenatan.
Dari
Yogyakarta Citizent Journalist Akhmad Maulidin Musdani Bagelen Channel
Melaporkan.