- Milad ke-61, 1.198 Peserta Meriahkan UMPWR Fun Run 2025
- Atsna Alayya Santri SMP Muhammadiyah Jono Juara 2 Internasional Water Rocket
- Monitoring Evaluasi Program, PDM Purworejo Gelar Musypimda
- Muhammadiyah jadi EMT Pertama di Indonesia yang Terverifikasi Standar Internasional WHO
- Majelis PAUD Dasmen PWA Jateng Kuatkan Kapasitas Penyelenggara dan Pengelola Amal Usaha `Aisyiyah se
- Workshop Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan Perkuat Peran Perempuan Aisyiyah di Tengah Masyar
- FGM Purworejo Gelar Seminar Pendidikan, Bedah Pendekatan Mendalam
- MPKSDI PDM Purworejo Gelar Baitul Arqom, Dorong Pertumbuhan Ranting dan Cabang
- 500 Guru Karyawan FGM Purworejo Ikuti Jalan Sehat dan Senam Anak Indonesia Hebat
- 91 Siswa SDMU Purwodadi Nyantri Sehari Semalam di PPDA Muhammadiyah Bayan
Esemkapurwa Purworejo Gelar Kuliyah Bestari dengan Menghadirkan Guru Besar ITS

Pada (03/03/24) SMK Muhammadiyah Purwodadi (Esemkapurwa) di Purworejo, Jawa Tengah, menggelar Kuliyah Bestari bersama Guru Besar ITS, dengan tema "Futuristika Teknologi Masa Depan". Kuliyah Bestari ini menghadirkan dua narasumber dari ITS (Institusi Teknologi Sepuluh November Surabaya) sebagai pembicara, yakni Ketua Dewan Profesor ITS, Prof. Imam Robandi dan Guru Besar Departemen Teknik Industri ITS, Prof. Budisantoso Wirjodirdjo. Sebagai peserta dalam kegiatan ini, dari unsur Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Pimpinan Cabang, Majelis Dikdasmen, Kepala Sekolah Muhammadiyah dan perwakilan dari guru BK SMP di Kecamatan Purwodadi, Bagelen dan Ngombol, serta Dosen Pendidikan Teknik Otomotif UMPurworejo.
Kepala SMK Muhammadiyah Purwodadi, Sumarjo, S.Fil.I.,M.Pd., menjelaskan, yang melatarbelakangi diambilnya tema "Futuristika Teknologi Masa Depan", karena masa depan adalah tidak pasti. Besok akan muncul teknologi seperti apa, kita belum tahu. "Artinya kita ingin, para narasumber yang paham akan teknologi memberikan arahan. Apabila nantinya teknologi yang akan hadir, kita sudah siap dan paham akan dampak negatifnya. Sehingga mampu untuk mengantisipasi jika memunculkan dampak negatif," jelas Sumarjo, di sela kegiatan. Harapannya, kata Sumarjo, ini memberikan motivasi kepada peserta untuk menggunakan teknologi dengan bijaksana. Teknologi itu tergantung yang menggunakan. Artinya bisa negatif dan positif. "Tergantung mereka yang menggunakan karena bebas Nilai , bisa positif bisa negatif," terang Sumarjo.
Salah satu narasumber Prof. Imam Robandi menyebut, bahwa penggunaan teknologi ini untuk penyebaran ide-ide cemerlang dari sebuah sekolah. Karena sekolah merupakan pusat peradaban. Jadi jatuh buruknya negara ya dari sekolah ini. Disinilah, jelas Prof. Imam, nilai-nilai itu harus disebar ke masyarakat. Karena jika masih secara konvensional akan terlalu lama. Jadi teknologi itu harus cepat digunakan. Meski untuk itu juga tidak mudah. Karena masyarakat Indonesia masyarakat yang selalu tertinggal dengan kemajuan teknologi. Dan begitu ketinggal langsung apatis. "Ini yang kita dorong, adaptabilitas, yakni pertumbuhan teknologi diikuti pertumbuhan manusia memahami teknologi. Namun yang lebih penting, mengaplikasikan pada tekhnologi itu sendiri," ungkap Prof. Imam.
Baca Lainnya :
- LSBO Purworejo Adakan Workshop Penulisan Puisi Islami0
- PGSD UM Purworejo Adakan Expo PGSD 2024 : Inovasi Pembelajaran Tingkat Kreatifitas0
- KKN UM Purworejo Gencarkan Optimalisasi Pemanfaatan Limbah Organik Rumah Tangga di Desa Jetis0
- Tasyakuran Milad Fakultas Ekonomi ke-25 UM Purworejo0
- MELANGITKAN SALAT MEMBUMIKAN KURBAN0
Untuk sekolah-sekolah, dalam hal ini komunitasnya meliputi guru, kepala sekolah dan pengurus yayasan, menurut Prof. Imam, harus menggunakan teknologi dalam menyebarkan ide-ide peradaban. Ide-ide peradaban ini merupakan inti dari sekolah. Jadi sekolah sebenarnya bukan membuat pintar siswa, tapi mengantar peradaban lewat siswa. Karena siswa itu akan menjadi manusia dewasa nanti yang akan membangun bangsanya. "Misal di kelas itu jangan kebanyakan speaking by mouth, tapi sudah harus menggunakan AI, audio visual," kata Prof. Imam.
Harapannya, ujar Prof. Imam, agar terjadi pertumbuhan teknologi yang cepat disini. Kalau pertumbuhannya cepat, ICT-nya bagus, nanti dari luar Jawa pun bisa bersekolah disini. "Itu sudah kita praktekkan di banyak tempat," pungkas Prof. Imam.

