- PDM Purworejo Launching program kelas Khusus di SMP Muhammadiyah Purworejo
- Milad ke 112, 7000 Jamaah Semarakkan Apel : Komitmen Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua
- Refleksi Resepsi Milad 112 : Agar Terhindar dari Banjir Bandang Muhammadiyah, Ditekankan 5J dan 3J
- Siswa SD Aisyiyah Purworejo Dapatkan Pembelajaran Mitigasi Bencana Longsor Berbasis STEM
- Semarak Milad Ke-60 UMPWR Adakan Workshop Sekolah Muhammadiyah se-Kabupaten Purworejo
- Workshop Pondok Pesantren
- Sutrisno Kepala SDKUB Muhammadiyah Purworejo yang baru : Siap Kolaborasi
- Dibalik Sukses Perjuangan Pengembangan Media, Kunci-nya Kolaborasi !
- Tria Patrianti: UKW Menjadi Langkah Strategis Tingkatkan Kualitas Jurnalis
- Sesi 1 Jambore Media Afiliasi, Jurnalis Harus Tingkatkan Profesionalitasnya
Pentingnya Pendidikan Entrepreneurship Dalam Pembelajaran di Sekolah
Keterangan Gambar : Sumbar gambar : idntimes.com
Perkembangan zaman yang kian menantang mengakibatkan banyaknya
pengangguran, kemiskinan, serta besarnya jumlah
penduduk Indonesia yang tak diiringi kualitas sumber daya manusia, dan
persaingan tenaga kerja ataupun ekonomi dari
internasional. Sehingga pendidikan harus
berperan aktif dalam menyiapkan sumber daya manusia dalam menghadapi tantangan zaman. Pendidikan perlu menyiapkan generasi yang berjiwa tangguh, terampil
serta kompeten, karena generasi masa depan tak
hanya mencari atau menunggu pekerjaan
namun dapat menciptakan lapangan kerja. Salah satunya ialah pendidikan yang berorientasi pada jiwa entrepreneurship (kewirausahaan). Pendidikan entrepreneurship
ditanamkan sejak dini untuk melatih jiwa kewirausaha mereka, seperti pendidikan
entrepreneurship di tinggkat SD/MI. Menanamkan jiwa entrepreneurship pada anak usia SD/MI, perlu mengetahui karakteristik
anak usia pendidikan dasar agar dapat menyesuaikan kegiatan apa saja yang cocok
untuk anak usia SD/MI ini.
Karakteristik anak usia SD/MI secara umum ialah anak senang bermain, senang bergerak dan senang
melakukan sesuatu secara langsung serta senang bekerja
dalam kelompok, dengan demikian ketika di lingkungan sekolah, seorang pendidik harus
memperhatikan kegiatan apa yang cocok untuk menanamkan jiwa entrepreneurship untuk peserta didik. Sekolah sebagai lembaga formal
wajib membimbing, mengarahkan dan menanamkan pada siswa mengenai karakter entrepreneurship yang baik seperti mandiri, kreatif serta mampu memecahkan masalah, tidak mudah putus asa,
mampu mengelola uang dan dapat berinteraksi dengan orang lain. Sehingga dalam mempertimbangkan
karakteristik tersebut perlu melatih jiwa entrepreneurship di pendidikan tingkat SD/MI ataupun melakukan inovasi
dalam pembelajaran yang dapat mengarahkan peserta didik.
Dari hasil wawancara, SD/MI yang telah menerapkan
pendidikan entrepreneurship dalam pembelajaran diterapkan pada kelas tinggi
(kelas 4, 5, dan 6), sehingga respon peserta didiknya sangat antusias
dan bersemangat dalam pembelajaran entrepreneurship karena tujuannya untuk
menumbuhkan jiwa wirausaha pada mereka sejak dini dan mencetak lulusan dengan
jiwa entrepreneurship kuat dan keberanian untuk membuka usaha tercapai. Namun kebijakan
pendidikan di Indonesia belum mengajarkan pendidikan entrepreneurship secara optimal, padahal
pendidikan entrepreneurship
sangat diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Pendidikan entrepreneurship sudah waktunya
mendapatkan perlakuan serta dukungan mulai dari fasilitas. Sekolah juga perlu menyiapkan strategi agar ketercapaian
entrepreneurship sesuai dengan harapan pendidik ataupun peserta didik. Pendidikan
entrepreneurship berperan penting sebagai
wujud nyata dalam menumbuhkan jiwa berwirausaha. Jiwa kewirausahaan di
antaranya menumbuhkan sikap-sikap yang kreatif, inovatif, dan sportif.
Baca Lainnya :
- FKKS SD/MI Muhammadiyah Purworejo Terus Dorong Peningkatan Kompetensi Guru0
- Melatih Berfikir Kritis Siswa Dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah0
- Manfaat Belajar Beladiri Sejak Dini0
- Dampak Pembelajaran Daring Di Desa Yang Belum Terkoneksi Internet0
- MoU dengan Dinkes, Yayasan Mentari Sehat Indonesia Eliminasi TBC0
Entrepreneurship
dalam pendidikan ialah kerja keras terus-menerus yang dilakukan pihak sekolah
terutama kepala sekolah dalam menjadikan sekolahnya lebih bermutu. Sekolah sebagai ujung tombak dari
output lulusan pendidikan, tentu ingin outcomes nya siswa yang mandiri yaitu bisa menghadapi tantangan dunia yang begitu
cepat berubah dan memecahkan masalah yang terjadi dalam kehidupannya dengan
baik. Hal ini tidak hanya pengetahuan yang bersifat kognitif saja melainkan
ranah afektif. Jiwa entrepreneurship merupakan bagian dari ranah afektif perlu
ditanamkan pada siswa sejak dini. Seorang
individu harus
berani mengembangkan usaha dan ide barunya untuk memperbaiki kualitas hidup
yang diintergrasikan dalam pendidikan entrepreneurship di sekolah. Guru dan kepala
sekolah harus mampu mengintegrasikan pembelajaran afektif (pendidikan
kewirausahaan) dalam pembelajaran kognitif dengan berbagai pendekatan dan
metode mengajar.
Menurut M. Scarborough & Thomas W. Zimmerer (2005) mengemukakan karakteristik pendidikan entrepreneurship sebagai
berikut:
a.
Desire for responsibility yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas
usaha-usaha yang dilakukannya dan selalu mawas diri.
b.
Preference for moderate risk yaitu lebih memilih resiko yang moderat,
artinya ia selalu akan menghindari resiko baik yang terlalu rendah maupun yang
terlalu tinggi.
c.
Confidence in their ability to success yaitu percaya akan kemampuan dirinya untuk
berhasil.
d.
Desire for immediate feedback yaitu selalu menghendaki umpan balik.
e.
High level of energy yaitu memiliki semangat dan kerja keras
untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
f.
Future orientation yaitu berorientasi kemasa depan, perspektif
dan berwawasan jauh ke depan.
g.
Skill at organizing yaitu memiliki keterampilan dalam
mengorganisasikan sumberdaya untuk menciptakan nilai tambah.
h.
Value of achievement over money yaitu lebih menghargai prestasi daripada
uang.
Oleh
karena itu,
penanaman entrepreneurship
dilakukan secara bertahap dengan memfokuskan pada karakteristik serta nilai pokok yaitu mandiri,
kreatif, kepemimpinan, orientasi pada tindakan dan kerja keras. Nilai entrepreneurship dapat dilihat dari sifat
dan perilaku individu, yang muncul dalam bentuk perilaku. Tujuan entrepreneurship hendaknya dapat
memberikan bekal kepada peserta didik melalui tiga dimensi, yaitu aspek production technical skill, managerial skill,
dan personality development skill dalam kemampuan bekerjasama dan
tertanamnya pola pikir wirausaha serta menanamkan sikap dan semangat
kemandirian peserta didik. Kemudian entrepreneurship memiliki tiga hal penting yaitu kesempatan berkreasi (opportunity
creation), pembaharuan daya
cipta (creativity innovation), dan perhitungan resiko yang diambil (calculated
risk talking).
Penulis:
Prasita Puspita Sari Mahasiswa PGSD
Universitas Muhammadiyah Purworejo